Jumat, 26 Oktober 2007 NASIONAL
JAKARTA- Pemilu 2009 merupakan momentum yang sangat menentukan perjalanan bangsa Indonesia ke depan. Jika pemilihan presiden (Pilpres) 2009 masih didominasi oleh muka-muka lama yang pernah bersaing pada Pilpres 2004, dikhawatirkan akan menyumbat proses regenerasi kepemimpinan nasional.
''Kami tidak akan mendapatkan perubahan jika yang tampil dan terpilih masih tokoh-tokoh lama itu. Sebab masyarakat sudah mengetahui reputasi dan kapasitas mereka selama beberapa tahun ini,'' kata Direktur Eksekutif Center for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) Abdul Mu'ti menjawab Suara Merdeka di Jakarta kemarin.
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu mengatakan, bangsa ini tidak akan banyak berubah jika capres yang maju pada pilpres dua tahun mendatang masih diisi muka-muka lama yang pernah meramaikan bursa Pilpres 2004.
Karena itu jika bangsa ini menghendaki perubahan, menurut Mu'ti, masyarakat terutama parpol harus berani menampilkan calon-calon pemimpin nasional dari generasi muda. ''Kalau tidak memanfaatkan Pemilu 2009 untuk menampilkan tokoh-tokoh muda, maka akan menutup peluang tumbuhnya calon-calon pemimpin yang tangguh untuk memimpin bangsa ini ke depan,'' tambahnya.
Menyinggung rencana sejumlah parpol besar membentuk Liga Nasional, ia menyayangkan karena hanya dijadikan sebagai alat politik untuk berebut dan berbagi kekuasaan. Apalagi jika sampai ada menteri yang bersikap mendua, di satu sisi ingin tetap mempertahankan jabatannya di pemerintah, di sisi lain bergabung dengan kelompok oposisi. (A20-49)
--------------------------------------------------------------------------------
Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA
Thursday, October 25, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment