Wednesday, October 24, 2007

SUARA MERDEKA

Kamis, 25 Oktober 2007 NASIONAL
CATATAN KUNJUNCGAN ABBAS(2-Habis)
Israel Selalu Buyarkan Usaha Penyelesaian Konflik

SELAMA ini Israel selalu berusaha membuyarkan usaha-usaha penyelesaian konflik. Karena itu, mengherankan kalau perlawanan rakyat Palestina makin meningkat, disebabkan oleh sikap Palestina yang membuat penyele-saian masalah Palestina tidak jelas. Sikap Israel itu tidak jelas, bisa karena Israel benar-benar ingin merealisasikan cita-citanya untuk membentuk Israel Raya yang wilayahnya mencakup berbagai negara di sekitarnya atau, untuk mempertahankan kondisi perang dengan rakyat Palestina karena ancaman bangsa Arab.

Ada alasan pula bahwa Israel tidak akan menghentikan keadaan perang di Timur Tengah. Israel akan tetap berusaha memelihara ketegangan di kawasan itu. Sebab, kalau situasi di Timur Tengah tenang dan damai, maka Israel tak akan mendapat bantuan lagi yang jumlahnya bermiliar-miliar dolar setiap tahun.

Untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, keduanya perlu belajar dari sejarah. Jika sejarah selalu dijadikan acuan, mungkin konflik Israel-Palestina tidak akan terjadi. Mereka harus sadar bahwa masalah Timur Tengah tidak bisa dipecahkan dengan kekuatan senjata. Masalah itu hanya bisa diselesaikan oleh kehendak baik dari kedua pihak yang bersengketa dengan para pendukungnya.

Meskipun Peta Jalan Damai sudah ditawarkan, kiranya Israel, tidak makin lunak sikapnya terhadap bangsa Palestina. Hal itu terjadi karena masih ada kendala klasik, yakni belum semua negara Arab mau meninggalkan sikap mau meniadakan Israel, seperti yang dikhawatirkan Israel selama ini.

Karena itu, Amerika Serikat tidak mungkin menarik dukungannya kepada Israel, baik secara material maupun militer apabila belum ada jaminan keamanan bagi Israel.

Damai

Sisi lain, kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan Israel tak akan pernah terwujud tanpa persatuan internal terlebih dahulu. Diplomasi dalam bentuk apa pun sia-sia selama persatuan bangsa Palestina belum terwujud.

''Saya sampaikan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, bahwa semua komponen di Palestina harus bersatu dulu. Setelah bersatu, baru akan ada potensi untuk merdeka. Kalau tidak, diplomasi apa pun tidak akan berhasil''ujar Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi yang juga Presiden World Conference on Religions for Peace.

Indonesia mempunyai pengalaman karena mengalami kolonialisme lebih lama, lima kali dari Palestina yang hanya 60 tahun. Baru setelah menjelang tahun 1945, ada potensi untuk merdeka karena seluruh agama dan berbagai elemen yang ada di Indonesia bersatu.

Itu yang juga juga diceritakan kepada Presiden Abbas akan pengalaman bangsa Indonesia dijajah selama 350 tahun. Selama itulah, Indonesia tak pernah merdeka karena masih terpecah-belah. Sekarang antara Hamas dan Fatah adalah dua kelompok di Palestina yang selama ini bertikai.

Yang terpenting penyelenggaraan konferensi internasional mengenai masalah Palestina-Israel yang digagas Amerika Serikat pada akhir bulan November atau awal Desember tahun ini konferensi tersebut harus menitikberatkan pada rekonsiliasi internal Palestina. Jika saja Palestina belum mencapai kemerdekaan, tetapi sudah bersatu, maka hal itu sudah cukup terhormat daripada sudah meloncat pada tujuan merdeka tetapi masih berada dalam keadaan tercabik-cabik.

Oelh karena dipertanyakan sikap Presiden Mahmoud Abbas yang lebih terbuka untuk berdialog dengan pihak Israel dibanding dengan kelompok Hamas. Kenapa mereka berunding lebih dulu dengan Israel. Kenapa tidak dengan Hammas padahal Hamas pemenang pemilu Palestina sebanyak 70 persen.

Muncul saran jalan terbaik untuk mendamaikan kedua kelompok yang bertikai di Palestina itu adalah dengan menaati kembali perjanjian Mekkah di mana Presiden Mahmoud melakukan perjanjian dengan Perdana Mentri Ismail Haniyah, karena ini adalah masalah internal Palestina.

Fatah bukanlah musuh Hammas, begitupun sebaliknya. Sehingga pertikaian keduanya harus diakhiri salah satunya dengan membuka pintu dialog. Mereka adalah bersaudara. Haram merampas harta menumpahkan darah dan menghinakan kehormatan saudaranya. Jika tidak diakhir, jalan terjal masih menghadang perdamaian Palestina-Isarel. (A Adib-77)

No comments: