SUARAjamaah Nahdlatul Ulama (NU) dalam pemilihan bupati Banyumas, 10 Februari 2008 dipastikan tidak solid. Dukungan kader ormas Islam terbesar itu akan terpecah-pecah. Suara jamaah NU akan terpecah dalam tiga kelompok calon bupati. Meskipun suaranya tidak solid, NU tetap diuntungkan.
Kelompok pertama mendukung Laily Manshur yang dicalonkan sebagai wakil bupati Partai Golkar untuk mendampingi Singgih Wiranto. Laily adalah Ketua Muslimat NU Purwokerto, mempunyai basis massa di pinggiran dan NU kota. Kelompok kedua, kader yang mendukung Mardjoko yang dicalonkan PKB, dan ketiga kader yang mendukung Bambang Priyono.
Mardjoko maupun Bambang Priyono sudah menyatakan akan mencari kader NU sebagai calon wakil bupatinya kalau sudah resmi memiliki kendaraan politik. ''Teman-teman NU mengatakan pada saya, mereka memang bingung mau milih yang mana,''kata Dr Paulus Israwan, Direktur Program Margister Administrasi Publik Fisip Unsoed, kemarin.
Kebingungan kader terjadi, karena sejak awal PKB partai yang dibidani Gus Dur terlambat dalam memilih calon bupati. Kalau jauh hari PKB sudah menentukan calon bupati yang akan didukung, dipastikan suara kader akan bulat.''Kalau suara NU bulat, calon yang didukung akan menang dengan mudah,'' ungkapnya.
Pengaruh NU di pelosok desa Banyumas sangat kuat, dan seimbang dengan pengaruh kelompok abangan, sehingga dukungan dari kader NU dalam pemilihan bupati nanti sangat diperhitungkan. Pengaruh kelompok modernis, seperti Muhammadiyah memang kuat, tapi hanya diperkotaan. (Khoerudin Islam,Agus Wahyudi-29
Sunday, October 21, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment