Tuesday, October 30, 2007

Lia Aminuddin dan Komunitas Eden (1)

logo SUARA MERDEKA

Jumat, 30 Desember 2005

JADI TONTONAN: Rumah kediaman Lia Aminuddin di Jl Mahoni Bungur, Jakarta Pusat hingga kemarin jadi tontonan masyarakat. (30n) - SM/Sumardi

Lia Aminuddin menggegerkan masyarakat, terkait ajarannya yang dianggap menyesatkan. Bagaimana sebenarnya ajaran Lia Eden tersebut, berikut laporannya.

RUMAH dua tingkat yang terletak di Jalan Mahoni 30 Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat tersebut masih menjadi perhatian warga Ibu Kota. Walaupun seluruh penghuninya kemarin sudah diamankan ke Mapolda Metro Jaya. Berdasarkan pemantauan, dari dalam rumah terdengar suara beberapa anjing menyalak.

Warga yang berasal dari luar daerah tersebut, tampak mengerumuni seorang perempuan tua. Perempuan yang berwajah keturunan Arab itu terlihat mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan orang-orang yang datang di lokasi tersebut.

Ternyata wanita yang bernama Zaenabur tersebut adalah tetangga dekat Lia Aminuddin yang kini dikenal sebagai Lia Eden.

"Rumah saya persis di belakang rumah Bu Lia. Jadi dempetan tembok. Saya sudah bertetangga dengan Bu Lia selama dua puluh tahun," kata Zaenabur.

Sebagai tetangga dekat, dia mengaku, tahu sedikit banyak tentang keluarga Lia. Menurut pengamatannya, nyeleneh-nya Lia justru setelah menunaikan ibadah haji.

"Kalau dulu pas pulang haji tahun 90-an, nyeleneh-nya sih masih seperti orang Islam. Saya masih lihat dia shalat, memakai jilbab, dan ikut pengajian. Cuma, dia tiba-tiba sering teriak-teriak katanya dapat semacam petunjuk, begitu," paparnya.

Selain itu Lia juga tampak sering berwajah serius dan misterius serta berpakaian serba putih.

Walaupun begitu, dia tetap ngobrol atau bersosialisasi secara wajar dengan para tetangganya. Rumahnya juga terbuka saat Idul Fitri, begitu juga kesehariannya. Di rumah Lia juga berdiri wartel dan kios bunga.

"Dia orangnya baik. Suka memberi makanan atau oleh-oleh kepada tetangganya. Juga memberi uang buat orang nggak punya. Tapi ya karena gayanya mulai aneh-aneh ya kami merasa waswas juga," tuturnya.

Penampilan nyeleneh yang dimaksud adalah bila ditanya sedikit, maka Lia menjadi bersemangat menerangkan apa yang dirasakannya. Terutama yang berkaitan dengan Allah dan Jibril. Penjelasan Lia menjadi semakin lama dan banyak mengatakan hal-hal yang aneh, sehingga membingungkan para pendengarnya.

"Saya kalau disuruh menceritakan lagi malah sulit. Kalau pas denger ceritanya sih, kami merinding juga," jelasnya.

Di tengah perilaku nyeleneh-nya, Lia menurut Zaenabur juga mendapat kemampuan untuk mengobati orang sakit. Sebagai tetangga dekat, dia pun pernah merasakan kehebatan Lia.

"Saya dulu sakit macam-macam, penyakit dalam begitu. Lalu diobati Bu Lia, jadi sembuh kata dokter. Sudah begitu membayarnya terserah kita. Masukkan saja uang seikhlas kita ke dalam kotak," ucapnya.

Lama-lama perilaku Lia menjadi semakin aneh, sehingga membuat resah suami dan anak-anaknya. Sepengetahuan Zaenabur hanya satu anak Lia yang sepaham, sementara suami dan ketiga anaknya memilih berpisah. Yang menarik, di sisi lain pengikut Lia malah bertambah banyak. Mereka mengenakan pakaian serba putih seperti pakaian ihram.

Selain itu, Lia mengubah rumahnya dengan menulis God's Kingdom - Eden atau Kerajaan Tuhan - Eden di lantai dua rumahnya. Menurut Zaenabur, baru dua tahun ini Lia mulai mencampuradukkan agama. Ini terlihat dari dibangunnya bangunan semacam pura dirumahnya, serta perubahan atribut yang dipakainya.

"Saya lihat dia malah digundul rambutnya seperti bhiksu. Jadi nggak pernah pakai jilbab lagi, pengikutnya juga begitu. Dan itu selalu berubah-ubah, nggak jelas jadinya," paparnya.

Merekrut Orang, Hakim Tuhan

Sementara itu, menurut Kepala Dewan Kelurahan (Dekel) Bungur, Drs H A Sangir BSc, pihaknya semula sudah mendengar adanya kegiatan Lia yang nyeleneh. Tapi seiring dengan waktu berjalan masyarakat belum ada yang merasa terganggu, sehingga dia merasa tidak masalah bila membiarkannya.

"Terus ada laporan kalau dia mulai ngajak orang-orang. Mulai ngajak diskusi orang-orang, mulai dakwah begitu. Akhirnya kami ya datang ke rumahnya. Dia terbuka kepada kami. Ngomong tentang keyakinannya. Baru setelah itu kami tahu bagaimana anehnya dia, karena selama ini baru dari selebaran yang ditunjukkan warga sini," kata Sangir.

Selain itu, Lia juga sering mengajak pengikutnya berkeliling kampung membagi-bagikan selebaran yang aneh-aneh, serta melakukan pawai pertobatan yang menjunjung Wahyu Allah yang baru "diterima" Lia.

"Selebaran yang isinya aneh-aneh, dia mengaku sebagai Jibril, anaknya jadi Nabi Isa, babi halal, katanya dia hakim yang ditunjuk Allah. Juga pawai seperti itu yang membuat warga jadi resah dan bereaksi. Apalagi dia dan pengikutnya juga sering memberikan peringatan, katanya akan ada banjir melanda kampung ini. Kita telanjur takut, eh nggak tahunya tidak pernah terjadi apa-apa," ungkap Sangir.

Menurutnya, setelah masyarakat sekitar mulai bereaksi, terlihat Lia dan pengikutnya lebih tertutup. Segala sesuatunya mereka kerjakan sendiri. Termasuk saat pengerjaan bangunan mirip pura. Para pengikut Lia mengerjakannya sendiri, tanpa melepas baju kebesaran mereka yang serba putih. Ini menjadi pemandangan menarik bagi warga sekitar.

Yang menarik, menurut Sangir, tidak ada warga di sekitar rumah Lia yang mau bergabung di dalam Komunitas Eden. Menurut dugaan sementara, Lia mendapat pengikut setelah menunjukkan kelebihannya dalam menyembuhkan penyakit yang diderita mereka.

Sementara itu menurut Zaenabur, keengganan warga sekitar bergabung dalam Komunitas Eden karena mereka sudah mengetahui siapa sebenarnya Lia. Dan, perubahan yang begitu drastis terhadap diri Lia, membuat banyak orang yang sudah mengenalnya, menjadi ragu-ragu.

Tiba-tiba dari rumah Lia kemarin keluar seorang perempuan tua. Menurut Zaenabur, perempuan itu diminta Lia untuk merawat anjing-anjingnya yang tertinggal saat evakuasi. Menurut pengakuan warga sekitar ada 12 anjing yang dipelihara Lia berserta Komunitas Edennya. Menariknya anjing-anjing itu pun diberi pakaian serba putih. (Hartono Harimurti-41v)

No comments: