Rafika Qurrata A'yun aba - detikcom
Jakarta,(detik portal ) Buntut penyerangan pengajian Syiah di Bondowoso, Ikatan Jamaah Ahlul Bait (Ijabi) mendesak polisi bertindak fair. Jamaah Syiah ditegaskan tidak berniat membenturkan diri dengan kelompok lainnya.
"Agar masalah itu tidak berlarut-larut, kami minta aparat penegak hukum berlaku fair dan seimbang," cetus anggota Presidium Nasional Ijabi Deddy Prihambudi dalam jumpa pers di Kafe Pisa, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (28/12/2006).
Jamaah Syiah selama ini belum pernah diserang di daerah yang lain. Dalam mengembangkan organisasi, Ijabi selalu menghindari benturan dengan kelompok-kelompok lain.
"Kami mencoba melokalisasi persoalan. Kejadian Bondowoso ini jangan sampai jadi preseden buruk bagi perkembangan dakwah. Memang banyak perbedaan memahami ajaran Islam, tapi kan tidak perlu lagi dipermasalahkan furu (cabang-cabang ilmu) dan khilafiyah (perbedaan madzhab) itu," ujar anggota presidium Ijabi Safinuddin menambahkan.
Penyerangan terhadap anggota Ijabi di Bondowoso terjadi pada 23 Desember 2006 lalu. 400 Orang yang mengatasnamakan Ahlus Sunnah Waljamaah menyerang pengajian di sebuah rumah milik anggota Ijabi. Mereka melemparkan pasir dan batu ke rumah tersebut.
Polisi kemudian menahan 17 orang tokoh Ijabi Bondowoso. Mereka menginap selama 8 jam di Polres Bondowoso usai kejadian itu.
Tiga bulan sebelumnya, 12 September 2006, juga terjadi usaha pembakaran rumah tokoh Ijabi, Kiai Musawir di desa Jambesari, Bondowoso. Bensin disiramkan ke eternit rumah dan mobil pengasuh Ponpes Al-Wafa itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment