Thursday, October 4, 2007

SBY Belum Pasti Nyalon

Jumat, 05 Oktober 2007 NASIONAL

* Tingkat Kepuasan Merosot Drastis

JAKARTA-Munculnya sejumlah nama calon presiden, tidak menjadi persoalan bagi Presiden SBY, termasuk calon dari kalangan pejabat pemerintah, asal kompetisi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 dilakukan secara fair.

Harapan SBY itu disampaikan seusai melakukan buka bersama Kabinet Indonesia Bersatu dengan para pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/10).

SBY sendiri belum memastikan akan maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2009 nanti. Dia ingin terlebih dulu konsentrasi pada tugasnya sebagai presiden yang masih tersisa dua tahun.

"Ini baru 2007. Tentu tidak tepat kalau sekarang saya katakan maju atau tidak maju. Dengan alasan saya berkonsentrasi menyelesaikan tugas-tugas dua tahun ke depan. Bisa saja kembali berkompetisi, bisa saja tidak," kata SBY.

Dia akan maju dengan pertimbangan untuk kepentingan rakyat. Kalau perhitungannya tidak baik untuk rakyat, dia tidak akan maju. ''Kalau menurut perhitungan saya, ini baik untuk rakyat, insya Allah saya akan maju kembali.''

SBY memperkirakan meski pemilihan presiden 2009 masih dua tahun lagi, suhu politik akan naik. Dia berharap agar para menteri atau gubernur yang ingin ikut berkompetisi tetap berkonsentrasi pada tugas-tugasnya hingga periode selesai.

"Ke depan suhu politik akan makin naik, meski ini 2007. Harapan saya kepada pejabat di kalangan pemerintahan, entah gubernur atau menteri, siapa pun yang berkeinginan mencalonkan diri jadi presiden 2009, harapan saya, sampai akhir masa bakti pemerintahan ini harus mengutamakan tugas-tugas pemerintahan. Kalau tidak, kasihan rakyat, program kita tidak akan terlaksana," pinta SBY.

Presiden saat berkompetisi para calon bisa bertindak fair. "Silakan berkompetisi secara baik, fair, sehat. Dengan demikian meletakkan tradisi yang baik kepada rakyat juga tokoh politik, dan pemimpin politik, sehingga jadi warisan tradisi yang baik pada generasi yang datang," ujar dia.

Sutiyoso Positif

SBY juga menilai positif langkah Sutiyoso dan Megawati yang sudah siap dicalonkan sebagai Presiden 2009.

"Saya mengikuti isu capres ini sejak pernyataan Ibu Megawati sampai Pak Sutiyoso. Bagi saya positif, bagus. Karena itulah demokrasi yang makin mekar," kata SBY.

Menurut dia, makin banyak calon masyarakat akan memiliki banyak pilihan. "Rakyat pada saatnya nanti, tentu akan memilih siapa yang menurut mereka tepat pada 2009 mendatang," jelas dia.

"Kalau saya diminta memberikan komentar sekarang, tidak tepat. Pak Sutiyoso masih gubernur, saya masih presiden. Kan tidak etis saya memberikan komentar pada Pak Sutiyoso yang masih gubernur. Tapi kalau pencalonan beliau dalam kerangka demokrasi, harus kita hormati," ungkap SBY.

Sementara itu, jika Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sinyal akan maju sebagai calon presiden 2009, SBY merasa tidak terganggu dan hubungan dirinya dengan Kalla masih baik.

"Tidak," tegas Presiden SBY saat ditanya apakah dirinya terganggu dengan pernyataan Jusuf Kalla yang kemungkinan akan maju sebagai capres 2009.

Dia bisa memahami kalau Ketua Umum Partai Golkar itu berencana maju menjadi capres. "Beliau Ketua Umum Golkar. Bacaan saya tentu beliau harus melakukan komunikasi dengan Golkar dan keluarga besarnya tentang proyeksi politik 2009," jelas dia.

Titik Terendah

Menanggapi survei LSI, Istana Kepresidenan merasa tidak terganggu dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA yang menyatakan tingkat kepuasan publik atas pemerintahan SBY-JK merosot drastis.

Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng mengaku baru tahu sekilas hasil survei tersebut dari berita di internet, sehingga menolak memberi komentar lebih jauh.

Tapi sepengetahuannya, hampir tiap bulan ada survei mengenai kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Lembaga penyelenggaranya pun ada berbagai macam dengan metodologi masing-masing hingga memberi hasil berbeda pula.

"Minggu lalu (tingkat kepuasa publik) 45,7%, lalu 55%, ada yang 60%, bahkan sampai 70%," ujarnya memberi contoh.

Merujuk hasil survei di atas, Mallarangeng yakin sebenarnya kepuasan dan kepercayaan publik atas duet SBY-JK masih tinggi. Kalau hasilnya rendah kemungkinan lebih disebabkan oleh pertanyaannya.

Berdasarkan hasil survei LSI, pada saat dilantik Oktober 2004, pasangan ini memperoleh tingkat kepuasan publik di atas 80%, namun menjelang 3 tahun (September 2007), tingkat kepuasan jatuh hingga 35,3% atau merosot sekitar 45%.

"Banyak publik mulai mencari figur baru untuk presiden 2009. Hanya di bawah 30% pemilih yang menginginkan SBY kembali menjadi presiden," kata Direktur LSI Denny JA, di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Kamis (4/10).

Survei ini dilakukan 9-14 September 2007 di 33 provinsi dengan 1.200 responden melalui wawancara tatap muka, metodologi multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9%.

Rendahnya tingkat kepuasan atas kinerja SBY merata di berbagai segmen. Pemilih di pulau Jawa lebih kecewa dibandingkan di luar Jawa, yakni 66,9% : 46,6%.

Sedangkan suku Jawa dan Sunda kecewa 57% dan 80,7%. Kalangan bawah dalam level pendidikan lebih banyak kecewa dibanding kalangan terpelajar yakni 61% : 54,1%. "Ada empat alasan mengapa tingkat kepuasan atas SBY jatuh pada titik terendah," ujar Denny.

Pertama, kekecewaan atas kinerja bidang ekonomi. Hanya 24% yang puas atas situasi ekonomi, sedangkan 69,5% kecewa atas kondisi ekonomi secara umum, 68,5% kecewa dengan penanganan pengangguran dan 64,9% kecewa dengan penanganan kemiskinan.

Kedua, dalam pemberantasan korupsi citranya masih tebang pilih atau pilih kasih. Sebanyak 66,1% merasa program antikorupsi ini tidak adil. Citra terburuk seolah untuk tokoh yang dekat dengan kekuasaan, kasusnya diendapkan. Hanya 13,4% pemilih menganggap gerakan antikorupsi SBY adil.

Ketiga, publik meragukan kemampuan SBY dalam menyelesaikan masalah bangsa. Hanya 39,3% yakin akan kemampuan SBY menangani masalah bangsa.

Keempat, berjaraknya harapan dan kenyataan. Saat terpilih SBY mendapat harapan tinggi, kini hanya 24,1% yang merasa sudah sesuai harapan.

Hanya 23,7% menyatakan memilih SBY kembali, dan 46,4% menyatakan akan memilih calon lain di luar SBY.(F4,dtc-77)

No comments: