Rabu, 10 Oktober 2007
PURWOKERTO-Sejumlah kader dan tokoh nasionlis Banyumas yang tertampung dalam berbagai wadah organisasi dan kepentingan menyatakan menolak klaim sepihak yang dilakukan oleh kelompok Hadi Wasikun dan Abdul Rohim Hasan dari GMPK, yang menyatakan, kelompok nasional Banyumas telah mendukung ke salah satu calon bupati (Singgih Wiranto SH MHum-Red).
Penegasan tersebut dilakukan Senin (8/10) malam lalu di RM Pondok Duyung Purwokerto. Acara tersebut untuk melakukan klarifikasi atas pertemuan di RM Asiatic, Rabu (26/9) lalu yang diprakarsai Hadi Wasikun (ketua badan pemenangan pemilu Jateng dari PDI-P). Saat klarifikasi itu, wartawan juga disodorkan tanda tangan sekitar 70-an tokoh nasional Banyumas yang menolak pertemuan itu.
Yang melakukan klarifikasi di antaranya Slamet Sudarso, pengurus kolektif kabupaten (PKK) PDP, Solechan, tokoh Pemuda Demokrat Kecamatan Purwojati, Ratimin tokoh nasionalis dari Banyumas, Yoyok Sukoyo penasehat GMPK, Warsono tokoh nasionalis Purwokerto Selatan, Wardoyo mantan anggota DPRD, Al Irsyad mantan DPC Pro-Mega. Yang hadir sekitar 50-an orang.
Slamet mengatakan, undangan yang disebar oleh panitia dalam pertemuan di RM Asiatic atasnama PDI-P dan Pemuda Demokrat Indonesia untuk melakukan buka puasa bersama. Tidak ada agenda dukung-mendukung calon bupati.
''Tapi saat Pak Hadi Wasikun secara tidak langsung mengklaim bahwa yang datang mendukung Singgih, berarti terjadi pembelokan acara. Awalnya juga tidak ada undangan untuk calon bupati,'' kata Slamet.
Belum Tahu
Solehan menambahkan, sebagian besar yang datang juga kaget setelah membaca pemberitaan media yang menyebutkan kelompok nasionalis Banyumas telah mendukung salah satu calon bupati tertentu.
Dia diminta datang hanya dikabari lewat telepon. Agendanya juga belum tahu. Menurutnya, kaum nasionalis Banyumas tidak bisa diklaim mendukung calon bupati tertentu. Semua bebas menentukan pilihan politik sendiri. ''Karena itu saya menolak pertemuan Asiatic. Setelah saya tanya 27 pengurus kecamatan Pemuda Demokrat Indonesia Cabang Banyumas juga menyatakan tidak sepakat,''ujarnya.
Ratimin menyatakan, pihaknya mengaku diperalat. Pertemuan itu hanya untuk acara buka puasa. Bukan untuk dukung mendukung calon bupati. Al Irsyad mengatakan, kalau ada pihak tertentu yang menyatakan kelompok nasionalis mendukung calon bupati tertentu mestinya memakai etika dan tatakrama. Tidak boleh langsung mengklaim sepihak.
Yoyok Sukoyo menyatakan, nasionalis itu bukan institusi, namun semangat. Sebab mereka yang memiliki jiwa nasionalis itu tersebar diberbagai organisasi maupun partai. GMPK, juga bukan institusi, namun sebuah gerakan moral yang terkait dengan perbaikan internal PDI-P, bukan untuk dukung mendukung calon bupati. ''Jadi tidak bisa diklaim sepihak seperti itu,'' tegasnya. (G22,in-55)
Tuesday, October 9, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment