d Luhukay)Orang Jawa dan batik memang klop. Itulah salah satu alasan utama Wahyu Setyaning Budi alias Yuni Shara, 35 tahun, memilih bahan batik untuk busana yang dikenakannya di ruang publik. Entah apa yang membuat mbakyu-nya Krisdayanti ini menyukai batik. "Mulai 2007, saya tergila-gila lagi sama batik," ungkap wanita asal Batu, Malang, Jawa Timur ini.
Yuni, yang sudah belajar jahit-menjahit dengan bahan dasar kain batik ini, mengenang pengalamannya saat menunaikan ibadah haji pada Desember 2007. Kombinasi baju atasan batik Yuni dengan renda-renda dipadu kerudung polos, sempat menyita perhatian khalayak, khususnya jamaah haji Indonesia di Mina.
"Mereka tahu betul kalau yang pakai itu orang Indonesia. Sebelum melihat tampangku, kadang dari belakang ada yang negur, `... Mbak`," kenang wanita berkulit bersih dan bertubuh mungil ini, sambil tersenyum.
Nah, kalau ditanya, negara mana yang sebenarnya lebih berhak terhadap kain batik, apakah Indonesia atau Malaysia, Yuni mengaku tidak tahu sama sekali. Tapi menurutnya, bangsa Indonesia sudah dari dulu berbatik ria. "Sekarang kok malah jadi kayak rebutan." Indonesia, menurut Yuni, lengah dengan masalah kepemilikan batik, sehingga tak semestinya ada perdebatan soal paten ini-itu.
Oleh karenanya, lanjut Yuni, anak-anak muda Indonesia seharusnya membuat terobosan, bereksperimen dengan kain batik. Anak-anak band, misalnya, meski cuma syalnya yang batik, atau celana jins lusuh dengan kombinasi batik, menurut Yuni, bakal menjadi pemandangan menarik untuk ditonton. "Batik itu nggak mahal kok!" [EL]
Sunday, February 3, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment