Sabtu, 09 Februari 2008 BANYUMAS
PURWOKERTO-Yudo, staf Bagian Pemerintahan Desa Setda Banyumas dilaporkan kepada Panwas Banyumas karena kepergok kampanye untuk pasangan Singgih-Laily di Grumbul Kampung Baru, Desa Panusupan, Kamis malam lalu.
Pelapornya Suyanto, warga Karangendep, Kecamatan Patikraja yang menjadi relawan BP. Saat melapor disertai beberapa saksi, antara lain Sirun dan Saefudin dari Desa Kasegeran, Cilongok yang ikut memantau bersama aparat keamanan. Laporannya diterima oleh Ketua Panwas Tri Wuryaningsih dan anggotanya FA Agus Wahyudi sekitar pukul 11.00, kemarin.
Menurut pelapor, saat memberikan sambutan pada acara Suran di rumah Dilem, warga RT 09 RW 08 Yudo terang-terangan meminta yang hadir memilih Singgih-Laily. Yudo menyampaikan ajakan itu sekitar pukul 23.22. Kalau menang, pasangan yang didukung bakal mengaspal jalan desa tersebut.
''Saya dan relawan melaporkan ke Panwas karena mendengar langsung pidatonya yang mengajak warga memilih pasangan Singgih-Laily. Padahal dia kan PNS dan sekarang masa tenang yang dilarang untuk kampanye,'' tutur Suyanto.
Acara Suran itu, kata dia, dihadiri sekitar 150 warga. Pengundang hanya mengundang Camat Cilongok dari unsur pemerintah, namun tidak hadir. Usai pidato Yudo ditanyai oleh pelapor dan beberapa saksi di depan warga, tetapi tak bisa menunjukkan undangan resminya.
''Saat kami minta diselesaikan di desa, ia menawarkan di kecamatan saja. Namun dalam perjalanan dari desa ke kecamatan ia menghilang (naik sepeda motor-Red). Mobilnya sampai tadi (kemarin-Red) masih ditinggal di sana (Panusupan),'' jelas Suyanto.
Klarifikasi
Yudo hingga semalam tak bisa dihubungi. Ponselnya tidak aktif. Kabag Pemdes, Fatikul Iksan, ketika dikonfirmasi mengatakan Yudo kemarin izin tidak masuk. Namun yang bersangkutan tidak menjelaskan kejadian Kamis malam di Panusupan. ''Tadi pagi (kemarin-Red) ia menelepon untuk izin tak masuk kantor. Saya baru tahu persoalannya setelah dikabari wartawan,'' ujar Fatikul
FA Agus Wahyudi mengatakan setelah menerima laporan itu hari ini pihaknya akan meminta klarifikasi kepada yang bersangkutan. ''Kami juga banyak menerima laporan lewat telepon dan SMS bahwa beberapa oknum pejabat dua tiga hari ini terang-terangan kampanye dan koordinasi ke bawah untuk pemenangan calon tertentu. Itu tidak benar. Katanya PNS dan birokrasi netral, mestinya bupati mengendalikan dan tidak berkesan dibiarkan,'' tandasnya.
Dalam masa tenang Panwascam Cilongok juga menemukan penyebaran contoh kartu suara bergambar pasangan Singgih-Laily yang dibagikan bersamaan dengan pembagian undangan dan kartu pemilih oleh oknum petugas.
Ketua Panwascam Cilongok, Joko Suratno, mengatakan kasus tersebut antara lain ditemukan di Desa Panusupan, Kamis lalu.
''Kami mengamankan 15 contoh kartu suara sebagai bukti dan sebagian kami serahkan ke Panwas untuk ditindaklanjuti,'' jelasnya. (G22,H47-27)
--------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------
Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA
Saturday, February 9, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment