Selasa, 19 Februari 2008 | 22:11 WIB
NGANJUK, SELASA - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Nganjuk nomor urut tiga, Sudjono-Harsono yang identik dengan sebutan Djohar, untuk sementara mencatatkan jumlah massa terbanyak dalam kampanye terbuka yang mereka lakukan. Pada kampanye perdana bagi keduanya, Selasa (19/2), tak kurang dari 1.000 massa menghadiri pidato politik yang diselingi dengan hiburan rakyat berupa nyanyian campursari di Lapangan Desa Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk.
Jumlah ini sementara tercatat paling banyak dibandingkan kampanye dua pasangan calon sebelumnya, yang maksimal hanya dihadiri sekitar 300 orang. Sebagian besar massa yang hadiri itu sendiri berasal dari Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT), yang merupakan organisasi dengan Harsono sebagai ketua umumnya.
Ketua Tim Sukses pasangan Djohar, Soetrisno Rahmadi, yang juga mantan Bupati Nganjuk periode 1993-2003 menyebutkan relatif banyaknya jumlah massa yang hadiri disebabkan perasaan sebagai sesama anggota persaudaraan. Di PSHT itu ada ungkapan yang kira-kira memiliki arti agar setiap anggota itu memiliki satu kata, selain juga anjuran untuk saling mengingat sesama saudara (eling sedulur), papar Soetrisno soal ungkapan yang dijadikan jargon pasangan itu dan dicetak pada kaos-kaos hitam yang dibagikan.
Latar belakang Harsono sebagai seorang guru dan Sudjono yang birokrat pemerintahan, menurut Soetrisno akan jadi titik masuk kembalinya Partai Golkar dalam bingkai besar politik yang relatif ditinggalkan selama ini. ¨Ini kan juga bisa (diartikan) agar Korpri kembali ke Golkar,¨ paparnya.
Namun, pasangan yang berangkat dari Partai Golkar ini tidak memanfaatkan tiga lokasi kampanye terbuka yang diizinkan bagi mereka. Tercatat hanya Lapangan Desa Warujayeng di Kecamatan Tanjunganom dan Lapangan Desa Mancon di Kecamatan Wilangan yang mereka manfaatkan.
Sementara rencana menggelar kampanye terbuka di Lapangan Desa Sidorejo di Kecamatan Sawahan dibatalkan. Menurut Soetrisno Rahmadi, yang juga penasehat pasangan calon Djohar pembatalan dilakukan karena akses menuju ke lokasi ketiga dinilai relatif berat.
Tuesday, February 19, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment