Thursday, February 21, 2008

Dikunjungi, Mantan Anggota DPRD Menangis

22 Februari 2008

BANYUMAS-Kondisi kesehatan delapan orang mantan anggota DPRD Banyumas 1999-2003, yang ditahan di Rutan Banyumas, cukup baik. Namun mata mereka masih tampak sembab karena terus menangis. Wajah tahanan kasus dugaan korupsi itu tampak pucat, itu karena kurang tidur.''Pada ora bisa turu,''kata Daldiri, kemarin.

Sepanjang Kamis kemarin, tahanan itu mendapat kunjungan dari rekan-rekannya mantan anggota Dewan, dan anggota DPRD Banyumas, pengurus partai dan kerabatnya. Calon wakil bupati terpilih Achmad Husien dan istrinya juga menjenguknya.

''Dikunjungi Pak Husien mereka senang sekali dari merasa diperhatikan,''kata Sarjono Harjo Saputro SH Mhum, pengacara tersangka.
Wasitah Yusuf, ketika bertemu dengan Husien menangis tersedu-sedu sambil menjelaskan kondisinya saat ini dalam tahanan. Dia mengaku sangat tidak betah, dan merasa malu sekali dimasukkan ke dalam Rutan. Berulang kali dia minta diupayakan agar bisa ditahan luar.

Dia mengadu kepada Husien bahwa rekannya R Suparto yang terkena stroke kondisinya payah sekali. Dia kini tidak bisa berjalan sendiri, termasuk ketika akan buang air besar, karena itu harus dipapah teman-temannya.''Saat dia mau berak harus dipapah dan didudukkan di kloset karena tidak bisa duduk sendiri,''kata Daldiri.

Kini yang menjadi 'perawat' Suparto adalah rekan-rekannya yang masih sehat yaitu Kisworo, M Bakir, Daldiri, Darsono Rowi dan Anfatoni. Ketika masih di rumah, sebelum ditahan, Suparto selalu dibantu istri dan anaknya. Heri Sarkum hanya bisa diam membisu sambil melamun.

Achmad Husien menjelaskan, dia menjenguk mantan anggota Dewan itu karena ada yang masih famili yaitu Heriyanto Sarkum. Kunjungan itu sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan sebagai famili yang kini kondisinya sudah sangat lemah, dan ekonominya morat-marit.''Pak Heri itu sakitnya parah dan sudah linglung,''ungkapnya.

Bentuk kelinglungan Heri Sarkum, katanya, terlihat sekali saat berkunjung ke rumah Husien sebelum pilbup lalu. Heri diminta untuk menempelkan kertas pengumuman di depan rumah yang telah ditinggalkan Husien, tapi oleh Heri pengumunan itu malah dipasang di rumah baru yang ditempatinya.

Niat Husien menjenguk Heriyanto Sarkum, namun setelah di dalam Rutan dia tidak tega bertemu dengan saudaranya itu.''Saya tidak berani bertemu dengan dia, karena kondisinya sedang sakit, saya takut dia malah tidak kuat,''ujarnya.
Ketua Komisi A Wiyono, yang juga pernah menghuni Rutan Banyumas, karena kasus serupa mengatakan, penahanan ini memang tidak manusiawi. ''Silahkan saja proses hukum jalan terus, tapi kondisi kesehatan mantan anggota Dewan itu harus dipertimbangkan. Saya minta kejaksaan lebih arif dalam melihat kondisi mereka saat ini,''jelasnya. (G22,H47-55)

1 comment:

aNsiTecT said...

tingkat korupsi di indonesia memang sangat tinggi hal tersebut membuat kita geram dan membenci para koruptor tetapi apa benar korupsi di indonesia bisa diberantas? jawaban saya adalah tidak, mengapa demikian? apabila setiap kasus korupsi benar2 ditelusuri nantinya juga bakal mentok pada pejabat yang memiliki kekuasaan politik. kasihan sekali bagi mereka yang telah ditahan, menurut saya mereka hanyalah korban virus "demokrasi". setahu saya 8 mantan anggota DPRD tersebut adalah PURT (panitia urusan rumah tangga) yang bertugas mengusulkan rencana APBD, logis saja lalu siapa yang mengesahkan APBD tersebut juga harus ditahan, katanya demokrasi di indonesia sudah ditegakan, tetapi korupsi malah semakin menggila..