Wednesday, November 7, 2007

Tertangkapnya Perampok Spesialis Mobil Rental (1)

Kamis, 08 Nopember 2007


SM/Fahmi ZM SPESIALIS MOBIL RENTAL: Kawanan perampok spesialis mobil rental diperlihatkan kepada para wartawan usai ditangkap tim khusus Sat I Opsnal Ditreskrim Polda Jateng, Rabu (7/11).(30)

Ada cerita unik di balik kasus perampokan rental mobil. Para perampok urung menghabisi nyawa sopir mobil lantaran selama perjalanan sering ngobrol masalah agama. Bagaimana kisahnya, berikut laporannya.

TAK SEMUA anggota kawanan perampok spesialis mobil rental pimpinan Philip Tri alias Alex itu, tergolong nggegirisi atau sadis. Ada sebagian yang masih memiliki rasa belas kasihan. Setidaknya itu seperti pengakuan Dadi Sutrisno alias Aar (26), salah seorang pelaku perampokan.

Dalam satu aksi, Aar memberi kode kepada tiga rekannya untuk mengurungkan niatnya menyikat mobil rental yang mereka sewa. Dia lupa waktu kejadian persisnya. Nama sang sopir pun tidaklah dia ingat. Yang dia hafal, orang itu berumur paro baya dan selalu tersenyum ketika diajak bicara.

Saat itu dia bersama Arsiti, Rugiyono, Sigit Sugiyono dan Tri Teguh, menyewa mobil rental untuk perjalanan ke Pekalongan. Apa hanya karena separo baya dan suka mengumbar senyum, hingga Aar membatalkan niatnya merampok korban?

"Saya diajak shalat berjamaah dengan dia (salah seorang korban-Red) di tengah perjalanan," kata Aar dengan mimik serius. Tidak hanya itu saja, sopir murah senyum tersebut juga sering mengajak berbincang seputar agama selama perjalanan. Rupanya, ajakan shalat sopir itu membuat Aar trenyuh dan hatinya sedikit luluh.

Diam-diam, dia memberi kode kepada rekannya untuk tidak menyakiti sopir itu. Bahkan, di tengah perjalanan, dia lupa tempatnya, sang sopir disuruh berhenti. Kawanan itu lantas turun dan meminta sopir untuk balik kanan.

Menurut Aar, dia sudah empat kali membatalkan niatnya dari sembilan aksi yang sedianya mereka laksanakan. Di antara empat itu, pengalaman dengan sang sopir murah senyum itulah yang dia ingat betul.

Entah benar atau tidak penuturan Aar, yang pasti dia terlibat dalam rangkaian perampokan. Aar pula yang diincar polisi lantaran dia dikenal sebagai salah satu dedengkot kawanan tersebut. Bersama komplotannya dia juga pernah menghabisi nyawa salah seorang sopir rental.

Polisi cukup bukti untuk mendakwanya dengan jeratan Pasal 365 KHUP tentang perampokan dan Pasal 338 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan tewasnya seseorang. Ancaman hukumannya cukup berat, yakni kurungan penjara maksimal 15 tahun.

Dijerat dan Dilakban

Salah satu korban yang meregang nyawa adalah Paiman (41), warga Grogol RT 5 RW 6, Salatiga. Sopir rental biro jasa Hikmah Tour & Travel Service Jl Wahid Hasyim 7A Salatiga, itu ditemukan terbujur kaku dengan tangan dan kaki terikat tali sepatu, di Desa Pager Gunung, Pageruyung, Kendal, Minggu (7/10) lalu.

Seluruh wajah korban dilakban hingga korban kehabisan napas. Lehernya juga ditemukan luka bekas jeratan.

Paiman akhirnya terungkap dibunuh oleh kawanan itu. Kawanan yang awalnya berpura-pura menyewa mobil selama sehari untuk keperluan keluarga di Yogyakarta.

Saat akan menyewa mobil, pemilik rental, Martini (42), tak menaruh curiga lantaran salah seorang penyewa tersebut adalah seorang perempuan. Bahkan, wanita itu, Arsini, mengenakan kerudung. Namun itu hanya akalan-akalan belaka.

Kemarin, istri korban, Sri Utami (38), dan Martini, mendatangi Mapolda Jateng untuk mengidentifikasi mobil Kijang Innova warna merah metalik H-8447-FB yang dilarikan kawanan itu.

Martini jatuh pingsan begitu mendapati salah satu mobil yang dijejer di halaman Mapolda adalah miliknya. Dia bukan meratapi mobilnya, melainkan karena teringat akan Paiman yang bekerja cukup baik sebagai sopir selama delapan tahun di tempat usahanya.

"Saya bersyukur mobil ini kembali. Tapi iki ora ana regane dibanding nyawane Paiman (tapi ini tidak ada harganya dibanding nyawanya Paiman-red)," teriak Martini yang tak lama kemudian langsung jatuh tersungkur, pingsan.

Sementara, Sri Utama tak kuasa menahan isak tangis di antara kerumunan orang yang menggotong Martini. Wanita itu tak bisa berkata-kata apa-apa selain menangis.

Dari rona wajahnya, terlihat kesedihan yang begitu mendalam. Seolah, dia sedang digelayuti bayang-bayang wajah suaminya yang telah menjadi korban perampokan. (Fahmi Z mardizansyah, Riyono Toepra-60)

No comments: