SUARA MERDEKA
Senin, 05 Nopember 2007
SM/Muhammad Burhan BEKAS JERATAN: Ahmi Dafilana memperlihatkan bekas jeratan tali tambang di tangannya.(18)
Penyiksaan yang dialami Ahmi Dafilana ternyata bukan hanya sekali terjadi. Sebelumnya dia juga sering mendapat perlakuan tidak manusiawi. Karena sering mendapat siksaan, dia trauma bila bertemu ayahnya, Ridho. Meski demikian, anak itu mengaku tetap menyayangi ayahnya. Berikut laporannya.
DENGAN mata berkaca-kaca, Ahmi Dafilana (13) menceritakan penyiksaan yang dilakukan Ridho (38), ayah kandungnya sendiri. Digantung di pohon mangga ternyata bukanlah siksaan pertama yang diderita siswa kelas VI SDN 02 Wonopringgo itu. Sebelumnya, dia mengaku pernah digantung dengan posisi kaki di atas hanya karena salah mengambil barang saat disuruh beli sesuatu. ''Dada saya juga pernah dipukul, disulut pakai rokok, ditendang, dan dilempar pisau hingga luka parah,'' tuturnya sambil menunjukkan bekas luka di kakinya.
Ahmi mengaku tak tahu kenapa ayahnya tega menyiksanya.
''Saya tidak mengambil uang bapak, saya sering disiksa sejak umur empat tahun,'' katanya dengan tatapan mata kosong.
Setelah siksaan demi siksaan yang diterimanya, anak itu kini mengaku takut jika suatu saat bertemu dengan ayahnya. ''Aku wedhi diajar bapak meneh,'' tuturnya sambil mengusap mukanya hingga menyingkirkan butiran air mata yang membasahi pipinya.
Tetap Sayang
Meski begitu dia mengaku tetap menyayangi bapaknya. Dia hanya ingin ayahnya akur dengan ibu dan anak-anaknya serta tidak memukuli dirinya lagi. ''Aku sayang karo bapak, tapi ampun ngajari Ahmi meneh,'' tuturnya.
Ahmi bukan satu-satunya korban kekerasan dalam rumah tangga keluarga itu. Dahlia (35), istri yang juga ibu kandung Ahmi tidak luput dari penyiksaan Ridho. ''Sejak Ahmi lahir, suami saya suka sekali marah tanpa sebab dan memukuli saya maupun Ahmi,'' ujar wanita itu.
Beberapa saat setelah menutupi mukanya, wanita yang sudah 15 tahun menikah itu menceritakan bagaimana siksaan demi siksaan diterimanya. Dia mengaku pernah dipukuli, ditampar, dan dilempar gelas hingga terluka.
Beberapa kali saudara dan tetangga mengingatkan perlakuan suaminya. Namun Ridho bergeming, kelakuannya bahkan semakin menjadi. ''Saat menggantung Ahmi, dia mencari gunting, untung saya sembunyikan,'' tuturnya.
Meski sudah belasan tahun menjadi korban kekerasan dan penyiksaan suaminya, wanita itu tetap tegar berusaha mempertahankan bahtera rumah tangganya. Tidak pernah sekali pun terucap permintaan cerai dari dirinya apalagi melaporkan ke polisi.
Hingga buah hatinya digantung di hadapan belasan warga Jumat lalu (2/11). Tidak tahan dengan penderitaan yang diderita anaknya, Dahlia memberanikan diri lapor ke Polsek Wonopringgo.
''Saya berharap rumah tangga saya tetap utuh, tapi kalau nyawa anak-anak saya terancam ya bagaimana lagi,'' ujarnya. (Muhammad Burhan-17)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment