Sunday, May 31, 2009

PUISI " CINTA TANAH AIR "

Alam Mengadu

Sayang… sayang… sayang…
Keping uang menina-bobokan Tuan
Kealpaan menghanyutkan penumpang
Ketulian membutakan mata-hati Tuan
Tak hiraukan kanan-kiri kehancuran

Hijauku jadi abu
Tanahku gersang
Air bah pun menyerang
Menderai tangis alam

Merkuri ikut merajam lautku
Istana biruku
Jadi kelabu
Terlumuri limbah nistamu

Tuan…
Tak cukup kau sematkan
Racun itu dalam kehidupanku
Tapi juga merasuk, menggerogoti
Otak anak negeriku
Jadi pilu, dungu, sendu

Tak merindukah kau…?!!
Bersitatap dengan keelokan nusantara kala itu
Jernih, tersenyum indah
Bak mutiara, yaqut dan marjan
Berseri-seri seperti mentari pagi
Menentramkan hati
Tuan…
Rangkul aku, peluk aku
Rawat aku, sayangi aku

Ar-Rahmaan*…
Jerit pohonku mengadu
Alun-isak bayuku mendayu merayu
Pun Ayat-Ayat Kauniyah-Mu
Tunduk di hadap-Mu
Atas seruan Rabbul ‘Alamin ku
Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadz dzibaan*…
Tundukkan pula tangan, hati hamba-hamba-Mu
Dari durja
Di atas nestapa alamku.

*Ayat-ayat dalam surat Ar-Rahman

Written by: Izzah Anwar
Batu,
On Sunday, April 13, 2008
At 18:20
#

By sulis on Apr 16, 2008 | Reply

Hmm..boleh jug,,ntar mau ikutan…
#

By asep on Apr 16, 2008 | Reply

gemetar tangan ini meraihnya
gemetar hati ini merasakannya
aku dijajah…
dijajah oleh pemikiranku yang tak bisa membangun negeri ini…
aku dijajah..
dijajah oleh anggapanku yang tak mungkin membanggakan negeri ini
tanah kupijak..
hatiku terinjak
laut kutatap
tangis terisak
inikah negeriku yang gagah?
inikah negeriku yang megah?
ya!
aku mengerti
aku memang tak punya prestasi yang bisa membuat dadaku busung didepan dunia internasional
tapi aku punya cinta yang bisa mengiringi negeriku dengan alunan surga
yap IT’S OUR LOST PARADISE
IT”S OUR GOD’S ISLANDS,,,our land in our heart,,,with our love…
#

By Bibidapi on Apr 18, 2008 | Reply

Baitii Jannatii

Biarkan aku bernafas
Di sini
Bersama angin-angin yang memenuhi langit
Dan samudera yang siap mengalir
Hari itu
Adalah saat pertama kujejakkan kaki
Maka kutetapkan untuk berdiri di sini
Hingga akhir, hingga entah
Di tempat darah para durjana pernah singgah
Tempat raja-raja membangun singgasana
Tempat rempah-rempah bernaung dalam kerak bumi

Negeriku adalah surga dunia
Kucari tempat sempurna ke pelosok negeri
Dimana tak ada korupsi,
Tak ada kejahatan,
Tak ada kelalaian,
Tak ada dusta,
Tak ada kemunafikan,
Namun entah
Ada sesuatu di hati ini berbisik,
Tanah airku adalah surgaku
#

By nani on Apr 18, 2008 | Reply

Negeriku

Di negeri ini
tangisan pertamaku menggema
disambut seutas senyum dan belaian lembut
ibu pertiwi

Aku menjelma jadi bocah ceria
dari asupan gemah ripah bumi pertiwi
masih kurasakan hangat dekapannya
dan segarnya hembusan angin
disela-sela hijau dedaunan

aliran sungai menebar aroma rempah-rempah
kebanggan negeri
dan nyanyian burung-burung di pagi hari
pertanda damainya jiwa menyongsong hari

kini………..
air mata membanjiri lorong-lorong hati
menyaksikan ibu pertiwi tak lagi tersenyum
belantara tak lagi hijau
dan sungai-sungai hitam pekat
menjadi saksi pancaroba negeri ini

Aku yang tertegun……….
bukan saatnya mencari kambing hitam
tapi, bangkit bersama
kembalikan negeriku yang nyaman
#

By enno' purwa on Apr 21, 2008 | Reply

Pertiwiku

kelam abu
menerpa semestaku
raut senja tak elakkan
senyap membisu
ketika pertiwiku tidur
nyanyian tangis mengiringi
do’a pilu terlontar
ahh ………
kandung jiwa telahir darah
kandung raga terlahir noda
bunda, jangan kau pergi
bangunlah bersama sajak harapku
bangkitlah bersama rinduku
nafasku, rohku untukmu
pangkulah aku
tuk indahnya pertiwiku
#

By shanty on Apr 22, 2008 | Reply

Tanya kami padamu
Karya : Shanty

apa yang kau beri selain utang di negeri asing
apa yang kau wariskan selain tingkat ekonomi yang bikin pusing
apa yang kau ceritakan saat ini hanyalah koalisi
konglomerasi, perbudakan politik yang buat rakyat mati berdiri

negeriku, disini dulu ku tumpahkan darahku
disini dulu kami bersatu
disini dulu kami saling membahu
melupakan perbedaan ras, agama dan suku

negeriku, mengapa wajahmu bermuram durja
kenapa tanahmu tak lagi indah
kenapa bumimu kini porak poranda
kenapa manusiamu hanya berebut kekuasaan dan harta

di setiap sudut desa
di setiap sudut kota
masih ada anak-anakmu yang berjuang
berpikir dan mencoba bangkit dari kemelaratan

kau tahu kami disini masih cinta
kami disini masih suka
negeriku satu bernama Indonesia
bhineka ika tunggal ika
#

By amanatia on Apr 23, 2008 | Reply

Judul : Dear Ibu pertiwi

Maafkan Kami…, Ibu

Keluh lidah kami, Ibu

Hanya untuk mengucapkan sepenggal kalimat tulus

Permintaan maaf pun

Kami sungguh kesusahan

Pedih mata ini…, Ibu

Hingga mata kami tak sanggup mengerjap

Kami telah lupa bagaimana cara menangis

Sungguh, dimana letak telaga air mata?

Kami tak pernah tahu

Apa yang harus kami perbuat…, Ibu?

Untuk dapat merobek daftar panjang dosa kami

Untuk mengganti segala kesadisan kami

Yang tanpa segan mencoretkan warna nista

Kepada realita bangsa

Kami khilaf…, Ibu

Kami telah menghancurkan peradaban!

Kami mulai porak-porandakan tanpa iba!

Kepada suatu dinasti Negara

Yang masih tertatih-tatih belajar berjalan

Seperti bayi, Indonesia

Ibu Pertiwi…

Kami mohon, janganlah engkau menangis darah

Mungkin hanya inilah wujud pengakuan kami

Generasi tak kenal balas budi

Cacilah kami… Ibu

Karena kami pantas untuk dicaci
#

By Siti Nur Hidayati, SH on Apr 23, 2008 | Reply

RAUT-RAUT WAJAH CINTA
(Oleh : Siti Nur Hidayati)

Di sini…….. pada sebuah cermin tak berbingkai
Sungguh tempatnya mengabarkan berita
Dari raut-raut wajah berbaur makna
Bercerita tentang pergulatan antara hidup dan mati

Lihatlah…….. wahai siapapun yang sudi saksikan
Ada raut-raut wajah cinta yang pucat bergurat letih
Sorot mata nanap menerawang kosong
Menatapi kejauhan yang tak bertepi

Itu….. wajah cinta si bocah pengemis?
Entah karena suasana apa……………..
Ia terdampar merayap dilembah kemiskinan
Terbelit berbagai kesulitan yang tak bertepi
Dan kini letih menunggu uluran tangan sang dermawan

Itu….. wajah cinta si pemuda penganggur?
Entah karena suasana apa……………..
Ia terapung dihempas sang mujur
Terjerembab diantara kolusi dan nepotisme yang tak bertepi
Dan kini letih menggapai nasib baik

Itu….. wajah cinta si bocah narkoba?
Entah karena suasana apa……………..
Ia tenggelam dalam buaian impian yang melupakan
Lari dari carut marut hidupnya yang tak bertepi
Dan kini letih mencari tempat berpijak

Itu….. wajah cinta si bocah pemabok pencuri?
Entah karena suasana apa……………..
Ia terjebak dalam lingkaran setan penyamun
Terdampar ditandusan kasih yang tak bertepi
Dan kini letih menggapai nasib baik

Atau Itu….. wajah cinta sang koruptor?
Entah karena suasana apa……………..
Ia bergelimang dalam perbuatan yang tak punya malu
Terbuai dalam kesenangan diatas penderitaan kaum miskin
Dan kini letih menghadapi persidangan dunia

Lihatlah…….. wahai siapapun yang sudi saksikan
Ada raut-raut wajah cinta yang pucat bergurat letih
Sorot mata nanap menerawang kosong
Menatapi kejauhan yang tak bertepi

Melihat kepedihan ada diantero negeri
Tapi…… semua hendak kabarkan cinta
Meski entah karena apa …………………..
Ini cinta! Untuk Indonesiaku……..
Purbalingga 5 April 2008

CAHAYA CAHAYA
(Oleh : Siti Nur Hidayati)

Kau hadir dikedalamanku
Ketika gelap menyergap relungku
Pengap tak tahu kemanapun arah
Serasa ada sembilu menghujam
Mengiris perih ke relung rasa
Mengapa…………………………. ?
Tak kuasa aku menolak
Tak sampai aku meraih

Kulihat nyalaMu abadi di singgasana tertinggi
Berpijar hingga tembus di kegelapan penjuruku
Aku terpana…………………………
Ku lihat jelas batin yang keruh
Di situ ada buih-buih kotor!
Mengalir keluar dari hati cela

Itu buih takabur ………….!
Itu buih dusta ……………..!
Itu buih ria …………………!
Itu buih dengki ……………!
Itu buih dendam ………….!

Buih-buih itu terus berurai
Nafasku telah tercekat sesak
Penyakit hati itu meradang
Aku tak berdaya
Terkapar di titik terendah

Lemah ………….!
Papa ……………..!
Hina ……………..!

Jangan bicara salah
Jangan bicara dosa
Biarkan hening sunyi
Biarkan sendiri

Di situ ada taman kedamaian
Tempat aku mencari aku
Dalam pergulatan tanya berjawab
Aku muncul hilang berganti aku
Berjalan seiring denyut
Detak-detak semakin cepat
Hingga letih ronggaku k o s o n g
Aku sebut A S M A M U

A l l a h u A k b a r ………….. !
Bergama di seluruh penjuru ronggaku

A l l a h u A k b a r ………….. !
Berkumandang mengisi ruangku

A l l a h u A k b a r ………….. !
Cahayua itu terang benderang

A l l a h u A k b a r ………….. !
Cahaya itulah Cahaya

A l l a h u A k b a r ………….. !
Cahaya segala cahaya
Purbalingga 5 April 2008
#

By meiy on Apr 24, 2008 | Reply

Takkan kutukar cinta padamu, bunda pertiwi

Satu;

Hari ini

catatan cinta kueja tadi malam, bunda
ketika terdampar pada resah
tanahku
seolah jerit bumi berteriak
minta tolong pada penghuninya
yang tak peduli
tetap tergesa-gesa
kesana kemari memperkosa dirimu yang semakin tua
meratakan hutan jadi tanah kering
menuangkan banjir, menyisakan kerontang bergantian
asap kebakaran racun timbal tak cukup mencemari
bertambah intensitas hari ke hari
mereka menodai lautmu, sungaimu dengan racun kimia
membotaki gunung-gunung
melobangi tubuhmu seperti bopeng-bopeng bulan
mengerikan!

(sungguh aku tak ingin jadi mereka!)

mereka
memperebutkan apa saja dengan loba
tamak menginjak-injak yang kalah
si miskin, si melarat,
sengsara
mengais-ngais sisa remah
disudut-sudut kota yang sesak
berhimpitan berbagi ruang sempit
di desa petani-petani kehilangan sawah
menangis kalah

ada anak yang mati kelaparan, kata media
“hanya sebuah kabar, tak perlulah dibesar-besarkan,”
kata orang itu, entah siapa
datang dalam mimpiku menjijikkan
melubangi lumbung pertiwi tercabik-cabik menyeramkan

aku terpelanting
pada realita
pening
kuheningkan hati mencari jawab
belum bisa banyak berbuat
masih terbatas mencoba
berbagi yang tak berlimpah,
dan harapan, Tuhan pasti cukupkan untuk mereka
tak sanggup kusaksikan bening mata bocah menangis
berkaca-kaca menahan lapar.

Dua;

Dulu

menelusuri jejak cinta padamu pertiwi
apakah cinta mesti menuangkan darahku dalam perang?
aku hanya punya perang melawan diri
sejak dini
walau hanya bertahan tak menyontek waktu ujian kala remaja
biarlah nilaiku jeblok
tapi aku tak goblok, bunda

kubaca jejakku pada cinta:

dimana cinta diuji?
ketika kau mampu menolak amplop tebal dihadapanmu
mencoba membeli kejujuran
padahal kebutuhanmu menderu-deru

kapan kesetiaan terbukti?
ketika nafsu memburu-buru
ingin memiliki yang bukan milikmu
kau memilih siksa.

ketika perawan rela menukar cinta demi sekedar bedak lipstik
menjual cinta pada bandot tua demi materi
kau memilih menderita.

kubaca lagi jejak dimana cinta pernah tertoreh
di Aceh, di Aceh!

kutahankan cinta di tengah ledakan bom, hujan peluru menderu-deru
ketakutan, darah dan trauma,
takkan kutinggalkan bunda pertiwi
mendesah di tiap doa, janganlah negeriku terpecah-pecah
damai-damailah, jangan hanya dalam mimpi
sampai aku lelah
kehilangan kata. doa terhenti
dalam hening mengeja cintaNya

lalu ombak yang menghempas, mencipta neraka di hadapanku
terpana membaca kehendakNya
kucoba lagi menghayati cinta
tetap kucinta kau
sebab kurasakan tangismu bunda
perih, perih menyayat hati
dikhianati anak-anak sendiri
kekasih jiwa.

Tiga;

Di hati, sekarang

meski terbatas di pikir dan zikir
kueja namamu dalam kasihNya
semoga tetap bertahan
dari perpecahan oleh tangan-tangan
gergasi, siluman, manusia
yang ingin membelah negeri
yang ingin kau tak ada lagi
menjadi serpihan-serpihan kecil tak berarti
semoga kau bertahan
sebab masih ada anak-anak bumi yang peduli
tersenyum, tersenyumlah bunda pertiwi
meski pahit menggigit hati

Ruang Biru, 24 April 2008
#

By meiy on Apr 24, 2008 | Reply

baru baca setelah posting, ternyata banyak puisi cinta tersayat luka pada nasib pertiwi hiks..hiks
#

By yunita p on Apr 24, 2008 | Reply

Ratapan Senja

Apa yang diperjuangkan, kini dihancurkan
Apa yang dimenangkan, kini dienyahkan
Negeri tercintaku luruh dalam balutan nafas sang waktu
Bar-bar menjadi identitas tersohor bagi bumiku
Semerbak wewangingan damai, tercerabut oleh anyir permusuhan
Etika moral bergelayut di titik nadir
Menanti terperosok…
Negeriku malang, negeriku jalang
Tenggelam dalam kebobrokan mental yang kental
Apa yang ku cinta, kini terbalur rancu
Semua samar…
Kemajuan yang kasat mata,
Hanya bermuara pada barisan pelahap ilegal rupiah berjamaah
Selebihnya,
Tergeletak pasrah pada guratan takdir Hyang Jagat
Bahkan lingkaran cahaya mentari hanya memantulkan semburat nestapa
Tak terelakkan,
Air mata menggantung di pipi bulan
Menangisi alam yang menggerutu tak bersahabat
Negeriku dipenuhi lubang-lubang borok yang tak sempat terjamah
Perut membuncit menjadi pertanda derita, bukan makmur
Sedih…
Miris…
Aku menyaksikan ratapan senja nan malang
Adakah yang masih peduli?
Kemana perginya sang pekerti?
Bahkan seorang pahlawan kesiangan pun enggan turun tangan…
Lakukan sesuatu!!!
Jika kau tak sanggup menjadi sebongkah karang yang kokoh
Jadilah kerikil yang tak bergeming terlindas zaman
Jika kau tak sanggup menjadi khalayak yang bersatu padu
Jadilah sekawanan lebah pekerja yang gencar membela sang ratu
Kayuh seluruh roda cinta sang nurani
Lalu tebarkan ke setiap sudut Ibu Pertiwi
Berikan yang terbaik…
Demi Indonesia maju…
#

By M. Rizky Adha on Apr 25, 2008 | Reply

Negeri Sebatas Khayal

Sejauh mata memandang
Tak Kulihat senyum
Elok nan permai
Dari Sang Pertiwi…

Nyanyian-nyanyian alam
Berubah menjadi tangisan
Yang tak berujung…

Ku rindu saat-saat berada
Dalam pangkuanmu…
Membelaiku dalam tidur panjangku…
Memimpikan sebuah negeri
Yang kekal nan damai…

Tak kurasa kini, hanya ada jeritan-jeritan
Membahana…
Menyemarakkan hati
Sekaligus mencengangkannya
Dalam satu euforia… (Bjm, April 2008)
#

By ichsan on Apr 28, 2008 | Reply

judul : aku? TKI

kubuka mata kubuka jendela
kulihat indah
wajahmu
menghias hariku
dengan senyum yang makin tak kumengerti
arti

hari ini
hari terakhir aku melihatmu
esok
aku kan pergi
meninggalkanmu

bukan
maksudku tinggalkanmu
inginku dustai cintamu

mungkin semua akan jadi indah
jika aku mampu terimamu apa adanya

jangan
jangan salahkan dirimu
salahkan aku yang tak mampu berikan yang terbaik untukmu
salahkan aku yang tak mampu lakukan yang terbaik untukku

paling tidak
kau masih punya hatiku
paling tidak
ku masih ingat kamu
aku hanya coba teruskan hidup ini
mengais asa demi nikmat dunia

jika kau butuh hadirku
pangil aku
janjiku takkkan jadi orang yang mendurhakaimu
aku akan datang seperti saat dulu
saat aku masih bersamamu
membelamu dari sgala yang merusakmu

oh, negeriku
maafkan aku

Bdg, 15 April 2008
#

By ichsan on Apr 28, 2008 | Reply

judul: Hijau kuning merah dan kelabu warnai bangsaku
karya: Ichsan Gana

Hijau kuning merah dan kelabu warnai bangsaku

Seperti langit
yang tak selalu biru

Awan mulai menghitam
Menutup membuyarkan kesadaran

Suaramu masih riang
Walo tak sedahulu

Kakimu terus melangkah
Langkah lari
nyeri

Dinding rumahmu mulai buta
Tuli
Bisu
tak mampu berpetuah

Caya

Kau masih mampu memelukku

Bdg, 15 April 2008
#

By Fatah on Apr 30, 2008 | Reply

Judul : Bangga (Aku) Jadi Orang Indonesia

Penulis : Lalu Abdul Fatah

Boleh saja Taufik Ismail
Merasa malu jadi orang Indonesia
Merutuk-rutuk seribu dosa
Berjamaah bangsa kita
Namun, aku di sini berdiri
Berikrar segenap-penuh hati
: Bangga aku jadi orang Indonesia.

Boleh saja kita akui
Indonesia keadaannya memang begini
Hancur di segala segi
Namun, tak layak kita pesimis
Berkicau mencela sampai menangis
Berharap Indonesia berhenti diguyur gerimis.

Optimis satu-satunya harapan yang tersisa
‘kan menjadi senjata pamungkas kita
Menatap hari esok yang cerah
Bumi pertiwi yang cantik sumringah.

Lihatlah…
Indonesia sepotong surgaloka nan jelita
Terhampar di sepanjang khatulistiwa
Kaya budayanya
Subur tanahnya
Makmur lautnya
Laksana pelangi aneka rupa
Itulah Indonesia
Membuat iri bangsa lain di dunia.

Boleh saja Taufik Ismail
Merasa malu jadi orang Indonesia
Namun, kita di sini
Mari berjanji segenap-penuh hati
Ikrarkan selalu tiap detak nadi
: Bangga aku jadi orang Indonesia.

Surabaya, 30 April 2008
#

By novicharullah on May 1, 2008 | Reply

Kursi kebatilan dihantam keriuhan batinku
memporak-porandakan revolusi yang memuncak
menghardik bumi pertiwi ini
bencana membuncah bak air yang tak bertepi

Indonesia……
Berteriaklah….
Hingga Riak air menggema
memperkuat tali kemerdekaan
membanggakan tanah hijau yang lapang

Indonesia….
Berkaryalah Hingga gedung kesenian
menjadi warna rupa yang terus terisi
Kecintaan pada kebudayaanku
membuat semangat raksa terus mengepul

Indonesia….
Kibarrkan sang saka
pada tiang keyakinan tertinggi
bersorak bahwa kemerdekaan terus
membahana membawa rakyat tuk trus
mencintai negara ini

Aku cinta Indonesia
sebuah keyakinan yang trus terpatri di dada
yang melekatkan Pancasila sebagai simbol
tanah air…
Proklamasi trus terngiang dimemoarku
membangkitkanku tuk hadapi masa depan…..

Cukup satu kata tuk raih
keberhasilan
Aku Cinta Indonesia…..
#

By novicharullah on May 1, 2008 | Reply

Aku Cinta Indonesiaku…

Kursi kebatilan dihantam keriuhan batinku
memporak-porandakan revolusi yang memuncak
menghardik bumi pertiwi ini
bencana membuncah bak air yang tak bertepi

Indonesia……
Berteriaklah….
Hingga Riak air menggema
memperkuat tali kemerdekaan
membanggakan tanah hijau yang lapang

Indonesia….
Berkaryalah Hingga gedung kesenian
menjadi warna rupa yang terus terisi
Kecintaan pada kebudayaanku
membuat semangat raksa terus mengepul

Indonesia….
Kibarrkan sang saka
pada tiang keyakinan tertinggi
bersorak bahwa kemerdekaan terus
membahana membawa rakyat tuk trus
mencintai negara ini

Aku cinta Indonesia
sebuah keyakinan yang trus terpatri di dada
yang melekatkan Pancasila sebagai simbol
tanah air…
Proklamasi trus terngiang dimemoarku
membangkitkanku tuk hadapi masa depan…..

Cukup satu kata tuk raih
keberhasilan
Aku Cinta Indonesia…..

Karya:Novicharullah Arkie
#

By eka first on May 3, 2008 | Reply

Namai Negara Ini Cinta

Katakan bahwa negara kami negara miskin..
Aku tak pernah malu
Katakan bangsa kami bangsa bodoh…
Aku takkan kecewa
Katakan pemimpin kami tak bermoral..
Aku menerima kenyataan

Jika semua itu membuat kau tertawa
Aku hanya tersenyum
Ini negaraku…
Bagaimanapun kalian mencacinya,
sebenci apapun kalian terhadapnya
Semua cermin kebencianmu…
merefleksikan kecintaanku padanya

Negaraku memang negara miskin..
Kemarin aku menatap bocah kecil lemah
Yang kelaparan namun tertidur…
Kadang ia terbatuk-batuk di sela tidurnya
Dan ia juga menaruh mangkuk kecil di samping tubuhnya
Yang diisikan oleh orang-orang dermawan yang melewatinya
Bukan oleh pelindungnya yang bersembunyi di gedung ber-AC

Bangsaku juga bodoh..
Tetanggaku tak melanjutkan sekolahnya sekalipun ia mampu
Tanpa sadar betapa berharganya pendidikan itu
Tanpa sadar bahwa tak berartinya ia tanpa ilmu
Tanpa sadar betapa bodoh bangsanya…
Tanpa sadar ia menambah bodoh bangsanya itu

Pemimpinku tak bermoral…
Ia yang tertidur di tengah membicarakan rakyatnya
Kalu begitu, apa ia juga mendengar suara rakyatnya?
Apa ia melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati?
Atau hanya ingin mengangkat namanya, lalu korupsi?
Aku tak ingin peduli

Seburuk itukah negaraku?
Tentu saja tidak
Aku terpana melihat candi borobudur sang kejaiban dunia
Aku bangga miliki Habibie yang brilian
Aku senang bisa menari tradisional kala semua gila modern dance
aku bangga… kau mesti tahu itu
#

By shanty on May 3, 2008 | Reply

Tanya kami padamu
Karya : Shanty

apa yang kau beri selain utang di negeri asing
apa yang kau wariskan selain tingkat ekonomi yang bikin pusing
apa yang kau ceritakan saat ini hanyalah koalisi
konglomerasi, perbudakan politik yang buat rakyat mati berdiri

negeriku, disini dulu ku tumpahkan darahku
disini dulu kami bersatu
disini dulu kami saling membahu
melupakan perbedaan ras, agama dan suku

negeriku, mengapa wajahmu bermuram durja
kenapa tanahmu tak lagi indah
kenapa bumimu kini porak poranda
kenapa manusiamu hanya berebut kekuasaan dan harta

di setiap sudut desa
di setiap sudut kota
masih ada anak-anakmu yang berjuang
berpikir dan mencoba bangkit dari kemelaratan

kau tahu kami disini masih cinta
kami disini masih suka
negeriku satu bernama Indonesia
bhineka tunggal ika
#

By shanty on May 3, 2008 | Reply

Ini negeriku

baru kemarin kita tertawa
lalu kini kita berduka
baru kemarin kita merdeka
lalu kini kita terjajah

mahasiswa berontak lalu berorasi
wakil rakyat berteriak senang diatas kursi
rakyat kecil menjerit kelaparan
para pejabat kenyang kemewahan

ini negeriku
gemah ripah loh jinawi
ini wakil rakyatku
demi kursi mati hati
#

By makaribi on May 4, 2008 | Reply

DESAKU

u l
B a

n
P s B
u a u
r t k
n a i
a i t
m D
a
#

By makaribi on May 4, 2008 | Reply

DESAKU TERCINTA

..u..l
B……a
…..n
P…
.u……………..s..B
..r…………..a……u
…n………..t………..k
…..m…….a……………i
……a….i………………t
………D

No comments: