Posted on November 1st, 2008 in 15 Wawasan Muhammadiyah by redaksi
M. Nurdin Juned
“Serulah umat manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bermujahadalah terhadap mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Allah Swt lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNYA dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (Q.s. an-nahl [16]: 125)
Untuk lebih memantapkan dan meningkatkan gerakan muhammadiyah dari semua sektor kegiatannya, maka terlebih dahulu kita harus melakukan evaluasi yang selama ini telah kita perjuangkan dan telah kita perbuat, baik oleh para tokoh-tokoh kita terdahulu sebagai perintis dan penegaknya, maupun oleh para generasi penerus sebagai pewarisnya. Karena gerakan Muhammadiyah itu, adalah gerakan untuk mengajak umat dalam rangka beramar ma’ruf dan bernahi munkar dengan membawa visi dan misi yang jelas, yaitu untuk menegakkan dan menjujung tinggi agama Islam agar terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar- benarnya. Adapun visi dan misi Muhammadiyah itu telah tertuang dalam satu rumusan yang terdiri dari tiga prinsip utama yaitu; 1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni, agar umat Islam terjauh dari kemusyrikan. 2. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, agar umat Islam tidak tersesat oleh pengaruh ajaran yang menyimpang dari dua sumber ajaran tersebut. 3. Mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat, agar umat Islam itu dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi siapa pun. Dari ketiga visi tersebut intinya adalah pada misi kedua yaitu menyebar luaskan ajaran Al-Qur’an dan As-sunnah. Sedangkan visi dan misi pertama dan ketiga merupakan implementasi dari ajaran kedua sumber tersebut. Guna mencapai sasaran dari ketiga visi dan misi itu, maka gerakan Muhammadiyah perlu adanya kegiatan yang menunjang atau mendukung yang sifatnya untuk mencerdaskan umat dan bangsa ini dari keterbelakangannya melalui jalur komunikasi dari semua elmen masyarakat secara berkesinambungan, namun tetap dalam koridor pemahaman keagamaan yang telah diajarkan oleh Muhammadiyah selama ini.
Hal ini disebabkan telah banyak orang berkifrah di Muhammadiyah dengan latar belakang displin ilmu yang dikuasainya, atau dengan kepentingan yang dapat menopang kehidupannya, maupun dengan kecintaanya terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Namun, dari kesemua kiprah yang telah mereka lakukan itu tetaplah kita berharap agar mereka mempertautkan diri dengan kegiatan langsung Persyarikatan. Sebab telah banyak kita ketahui, bahwa mereka berkiprah di Muhammadiyah ini manakala berkaitan dengan mobilitas dirinya, baik secara mental spritual maupun secara fisik material di amal amal usaha yang telah didirikan dan dikelola oleh Muhammadiyah masih ada yang belum menunjukkan jati dirinya sebagai seorang Muslim yang kaffah. Sehingga ada di antara mereka yang bekerja di amal usaha Muhammadiyah tetapi aktivitas dan pemahamannya masih jauh dari ajaran Islam yang telah dilaksanakan oleh Muhammadiyah. Akibatnya dari semua potensi dan energi yang telah dikeluarkan Muhammadiyah belum menghasilkan secara maksimal dalam membesarkan Muhammadiyah, bahkan ada yang ekstrem secara logika berkata; Amal usahanya yes! Muhammadiyahnya No!
Oleh karena itu memperhatikan fenomena yang terjadi dan mungkin bisa berkembang di tengah umat atau masyarakat yang belum mengerti visi dan misi Muhammadiyah, maka sebagai ujung tombak Persyarikatan dari semua sektor kegiatannya, adalah kegiatan tabligh dan dakwah khusus yang harus tetap bersinergi dalam mengomunikasikan visi dan misi Muhammadiyah tersebut kepada kegiatan apa pun bentuknya dengan cara yang bijaksana dan bertoleransi yang benar. Di sisi lain melalui tabligh dan dakwahnya, Muhammadiyah akan terus mengembangkan pemikiran-pemikiran yang mengarah kepada pembaharuan dalam membentuk tatanan kemanusiaan dan kemasyarakatan seiring dengan perkembangan zaman dengan segala permasalahannya. Seperti melalui lembaga pendidikan, gerakan Muhammadiyah itu harus selalu berorientasi kepada masa depan generasi berikutnya, yaitu agar sistem pengajaran dan pembelajaran dilembaga ini mampu menjadikan anak didik yang baik dan benar, bukan hanya menjadikan anak didik yang hanya pintar tetapi tidak benar. Sebab itu pendidikan di perguruan Muhammadiyah mempunyai ciri tersendiri yang harus dicermati oleh para pendidik dan dipertahankan sampai kapan pun. Kalau di perguruan di luar Muhammadiyah mungkin ajaran Islam itu hanya sebatas ilmu yang perlu didapatkannya, namun di perguruan Muhammadiyah hendaknya ajaran Islam itu menjadi bekal mereka untuk mengembangkan dirinya di tengah masyarakat nantinya. Sehingga apa pun disiplin ilmu yang telah dikuasai, namun ilmu dan amal ke-Islamannya tetap utuh pada dirinya, sekalipun berada di tengah gelombang kemajuan yang terus bergulir di era global ini. Melalui pengkajian masalah tarjih, gerakan Muhammadiyah itu mampu menempatkan dirinya di tengah umat Islam yang masih terombang-ambing oleh pemahaman yang bertahan kepada kebiasaan atau pemahaman kebebasan yang dikenal liberalisme dan sekularisme yang selalu dijunjung tinggi oleh para ilmuan, bukan kepada kebenaran yang bersumber kapada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Melalui Wakaf dan Lazisnya, gerakan Muhammadiyah itu tetap eksis untuk menyejahterakan umatnya demi kemaslahatan bersama sesama anak bangsa ini. Melalui pengkaderannya Muhammadiyah itu harus terus-menerus atau berkesinambungan untuk mencetak generasi penerus yang mampu menjadi pewaris masa lalu agar tetap memahami bagaimana sepak terjang para pendiri Muhammadiyah ini, sehingga Muhammadiyah itu menjadi besar seperti sekarang. Kemudian menjadi penegak masa sekarang yang tak pernah surut dalam gerakannya untuk selalu mengembangkan inovasi baru dalam menyebarkan visi dan misi Muhammadiyah di tengah-tengah umat dan bangsa ini. Selanjutnya menjadi perintis masa yang akan datang yang tak akan berhenti untuk membuat terobosan-terobosan baru sesuai dengan gerakan Muhammadiyah yaitu sebagai organisasi tajdid dalam bidang pemikirannya. Demikian pula, dengan gerakan lainnya yang kesemuanya itu merupakan pondasi tegaknya ajaran Islam yang sebenar-benarnya dengan bermuara kepada tujuan akhir yaitu untuk mencapai ridha Allah SwT.
Selain itu Muhammadiyah dalam mengomunikan gerakannya dari semua sektor kegiatan tetaplah bertumpu kepada “Amar ma’ruf Nahi Munkar dan Akhlaqul Karimah”. Karena ini adalah sifat utama yang harus jadi tolok ukur gerakannya. Didalam Al-Qur’an surah Al-Imran 104 yang sangat popular di kalangan kita Muhammadiyah, ada tiga hal yang sangat prinsipil untuk diterjemahkan dalam misi dan visinya. Pertama kalimat yad’u na ilal khair yaitu untuk mengajak atau memanggil umat kepada kebaikan dan kebenaran yang telah diajarkan oleh Islam. Kegiatan ini merupakan PR-nya umat dakwah dari semua unsur yang terkait, yang dimulai dari diri pribadi, keluarga dan masyarakat agar selalu mengajak dan mengingatkan untuk berada di garis terdepan dalam melaksanakan ajaran Islam secara kaffah yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan tahapan pemahaman yang rasional. Kedua, kalimat waya’muru nabil Ma’ruf ya-itu untuk menyuruh umat ini agar selalu berbuat kebaikan dan kebenaran yang dimulai oleh para Ulama dan Umara atau para cendekiawan dan pemimpinnya sebagai teladan umat dibelakangnya, untuk melakukan segala perbuatan yang terpuji, sehingga menjadikan dirinya sebagai umat yang menjadi ikutan bukan menjadi sorotan. Kemudian menjadi umat yang selalu mendekatkan diri kita kepada Allah SwT dan berbuat ihsan sesama manusia beserta lingkungannya. Ketiga, wayan hauna ‘anil munkar yaitu untuk mencegah perbuatan umat manusia dari semua yang akan merusak, baik pada dirinya maupun pada orang lain, apalagi kepada masyarakat dan bangsa ini. Rasulullah pernah menyatakan dalam Haditsnya; Jika diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah kamu cegah dengan tangan kamu atau kekuatan dan kekuasaan yang kamu miliki, sekiranya tidak kamu punyai cegahlah dengan perkataan yang berhikmah dan bijaksana dengan tidak mengorbankan prinsip akidah Islam, namun jika keduanya belum ada pada diri kamu maka cegahlah dengan berdoa kepada Allah SwT walaupun dikatakan selemah- lemahnya iman.
Dari beberapa aspek yang kita kemukakan di atas, maka berarti, gerakan Muhammadiyah melalui komunikasi dari sektor apa pun, hendaknya mampu mencapai sasarannya, yaitu untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa ini melalui pemikiran yang cerdas dan tidak terkontaminasi oleh pemikiran yang sekuler atau liberalisme yang akan merusak akidah umat ini. Kemudian mampu menciptakan suasana damai dengan penuh ketenangan dan ketentraman baik lahir maupun batin dari setiap individu anak bangsa ini.l
Penulis, Wakil Ketua PWM Sumatera Selatan.
Sunday, November 23, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment