Friday, September 11, 2009

Ceramah Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1422 H Masjid Istiqlal Jakarta

KH. Abdullah Gymnastiar

Segala puji bagi Allah SWT. Alhamdulillahilladzi liyadzadu iimaanan maa ‘aimaanihim. Sholawat dan salam semoga tercurah selalu bagi Rasulullah panutan kita yg membangunkan dan menuntun hati nurani kita menjadi cahaya bagi segala perbuatan mulia. Bangsa kita sesungguh dikaruniaiAllah potensi yg begitu dahsyat yg jika disyukuri dgn cara mengelola dgn tepat niscaya berpeluang menjadi negara besar yg berwibawa dan bermartabat.

Dengan potensi sumber daya alam yg melimpah ruah baik berupa daratan lautan serta apapun yg terkandung didalamnya; maupun lokasi geografis dan keindahan alam negeri kita bagaikan percikan surga yg tertetes di dunia.

Potensi manusia dgn jumlah dua ratus duapuluh juta lbh dgn aneka kemampuan merupakan aset berharga jika disinergikan dgn formula yg tepat.

Dan aset yg tak ternilai harga adl sumber keyakinan bagi mayoritas penduduk Indonesia yaitu aqidah Islam yg diyakini bersama sebagai agama yg paripurna rahmatan lil `alamiin yg dapat menjadi solusi yg universal.

Namun bila kita melihat kenyataan ternyata semua potensi seakan-akan tak berbuah kenyataan yg dicita- citakan bersama. Bahkan aneka bala dan musibah dari berbagai sisi kehidupan begitu lekat dan memilukan.

Sudah kita dengar bersama upaya utk menyehatkan dan mensejahterakan masyarakat namun kita wajib mengevaluasi hal-hal pokok yg menjadi kunci permasalahan.

Masyarakat kita relatif berbadan sehat juga berpikir normal bahkan sebagian ada yg berfisik sangat kuat dan berotak cerdas. Ha sedikit masyarakat yg berpenyakit lahir dan ia juga berpenyakit akal. Rupa yg sedang berjangkit di negara kita secara umum justru penyakit qolbu/hati nurani. Karena orang yg kuat dan cerdas akal pikiran yg tak sehat qolbu ternyata mereka itulah yg menjadi biang-biang kerusakan dan kesengsaraan bagi bangsa ini. Dengan kata lain kelemahan bangsa kita ini adl belum sungguh-sungguh memprogram utk menghidupkan dan membangkitkan kekuatan nurani yg akan menuntun akal pikiran sikap dan tingkah laku menjadi penuh nilai kemuliaan dan kehormatan yg hakiki krn qolbu adl inti terpenting dari manusia yg akan mengatur segala sikapnya. Sabda Rasulullah:

Alaa inna fil jasad mudhgoh Idza soluhat soluha jazadukuluhu Waidza fasadat fasada jasadukuluhu Alaa wa hiyal qolbu

Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.

Dan sumber kerusakan ini menurut Rasulullah adalah: Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut melahap isi mangkok. Para sahabat berta Apakah pada saat itu jumlah kami sediit ya Rasulullah? Beliau menjawab Tidak bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn . Mereka berta lagi Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah? beliau menjawab Hubbud du {kecintaan yg amat sangat kepada dunia } dan takut mati . HR Abu Dawud

Gejala bisa kita lihat dari tingkah polah dalam memperebutkan duniawi ini {harta kedudukan kekuasaan popularitas kesenangan duniawi gelar pangkat jabatan yg ditujukan hanya utk kepuasan dunia belaka} tak sedikit orang yg menghalalkan cara-cara tak terpuji sehingga mendzolimi hak-hak orang lain. Bagi yg telah mendapatkan juga melakukan perbuatan yg tak mulia yaitu dgn gemar pamer kemewahan hidup dgn biaya tinggi menjadi jalan kecurigaan dan kedengkian bagi yg lain; dan utk mempertahankan dunia yg dimiliki sering pula melakukan tindakan yg melupakan kepentingan masyarakat. Bagi masyarakat yg ada dalam keterbatasan melihat situasi yg materialistis membuat terbuai angan-angan sehingga melakukan tindakan yg mencoreng harga dirinya.

Pendek kata budaya cinta dunia atau materialistis adl biang masalah yg beranak-pinak dgn kesombongan kemewahan kedengkian keserakahan kezoliman dan bercucu pada permusuhan keinginan utk menghancurkan orang lain dan akibat seperti yg kita rasakan sekarang ini.

Kita harus mulai membangunkan nurani masyarakat dgn cara mensosialiksasikan obat penyembuh yaitu membangun hidup mulia dgn bersahaja hidup proporsional tak berbudaya bersembunyi dibalik topeng duniawi dan hal ini sangat memungkinkan kita lakukan setak dgn empat kunci :

1. Suri tauladan yg nyata

Harus menjadi kesadaran para pemimpin bahwa mereka benar-benar diperhatikan dan ditiru oleh masyarakat. Kita harus membudayakan memilih para pemimpin yg berani hidup bersahaja dan mengutamakan kemampuan memimpin dgn adil dan profesional dibanding dgn orang yg hanya mampu mempertontonkan kedudukan dan kekayaaannya. Nabi Muhammad SAW membangun peradaban dgn menjadi suri tauladan yg nyata. Ini harus menjadi budaya bagi para pemimpin dgn tak menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri. Tidak melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri. Lebih banyak berkata dgn karya dan tauladan nyata daripada hanya berbuat dgn perkataan.

Masyarakat sesungguh sangat tercuri hati kepada para pemimpin yg bisa berbuat banyak namun amat bersahaja dalam hidupnya. Pada saat yg sama masyarakatpun teramat curiga dan dengki kepada para pemimpin yg hidup glamour yg mereka yakini semua itu adl uang rakyat.

2. Pendidikan dan pelatihan juga pembinaan secara sistematis berkesinambungan terhadap masyarakat

Perlu kesadaran dan kesepakatan bersama utk mendidik segala lapisan masyarakat dgn menggunakan seluruh media yg ada utk mengetahui nilai-nilai keutamaan hidup berhati bersih bernurani dan hidup tak materialistis baik lewat pendidikan di sekolah/kampus melalui aneka sinetron film/televisi ataupun radio utk mendampingi pendidikan lewat suri tauladan dari para pemimpin / tokoh panutan masyarakat.

3. Sistem yg kondusif

Kitapun harus bekerja keras utk membangun system dalam bentuk undang-undang aturan-aturan lain yg mendukung perubahan sikap di masyarakat utk tak berjiwa materialistis dan sangat menghargai nilai-nilai kemuliaan ahlak dan moral dgn cara membuat peraturan yg benar- benar adil dan konsisten utk menegakkannya. Nabi Muhammad berlaku adil terhadap siapapun termasuk kepada keluarga sendiri.

Menegakkan supremasi hukum adl bagian kunci yg teramat penting utk membangun harapan di masyarakat bahwa memburu dunia tak dgn cara yg benar akan mendapatkan hukuman yg setimpal. Menegakkan hukum dgn adil tak dgn kebencian dan dendam akan membuat keadilan menjadi sesuatu yg indah dan menjadi tumpuan semua pihak.

Ketidak-seriusan menegakkan sistem yg adil akan mengundang ketidakpuasan dan ini akan mengundang pula aneka masalah yg lbh pelik dan merugikan.

4. Membangun kekuatan ruhiyah

Sebagai orang yg beriman selalu harus kita sadari bahwa kita semua hanya sekedar mahluk yg sangat banyak memiliki keterbatasan danAllah-lah yg Maha Kuasa menolong siapapun yg Dia kehendaki krn Dia-lah yg menggengam segala masalah dan jalan keluarnya.

Laa haulaa walaa quwwata illa billahil aliyil’aziim. Maka harus dicanangkan kebangkitan ruhiyah nasional dgn memotivasi masyarakat utk melakukan kebangkitan ibadah dgn benar lbh intensif. Baik yg fardhu maupun sunah yg tentu diawali dgn suri teladan dari semua tokoh panutan dan difasilitasi baik tempat waktu/kesempatan dan dana agar masyarakat -selain lbh terkendali- juga doa-doa mendatangkan pertolongan Allah seperti yg dijanjikan. Surat at Thalaq ayat 23 menyatakan yg arti Barang siapa yg bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberi jalan keluar dari segala urusan dan memberi rezeki dari tempat yg tak disangka-sangka dan barang siapa yg bertawakal niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya. Amatlah tipis harapan kita akan keluar dgn baik dari permasalahan ini tanpa bimbingan Allah krn manusia amatlah terbatas dalam segala tak mampu berbuat apa pun tanpa izin-Nya.

Penutup

Semoga dgn kombinasi ikhtiar lahir batin suri tauladan yg nyata pola pendidikan dan pembinaan juga sistem yg kondusif dan ketangguhan dalam ibadah seluruh elemen masyarakat menjadikan semua masalah yg ada pada bangsa kita ini akan membuahkan budaya hidup baru yg benar-benar akan menjadi fondasi bagi masyarakat maju yg beradab.

Yaitu masyarakat yg produktif dalam aktivitas di dunia namun didasari dgn niat yg bersih krnAllah menjalankan aktivitas sebagai ibadah dan diwarnai dgn kebersihan hati jauh dari segala kesombongan riya kedengkian cinta dunia atau aneka penyakit hati lain yg semua ini akan terpancar dari ahlak yg bermutu tinggi di lapisan manapun mereka berkiprah.

Dan warisan terbesar dari tiap insan yg diberi amanah adl kemuliaan pribadi buah dari kebersihan hati yg merupakan tanda kesuksesan dan keselamatan kehidupan seorang manusia yg lbh tinggi nilai dari topeng duniawi apapun yg disandang sejenak didunia ini.

Ha kepadaAllah-lah kembali segala urusan dan hanya Dia-lah yg akan menerima amal dan tiada pertemuan dengan-Nya kecuali hanya orang yg berhati bersih dan selamat.

No comments: